Sabtu, 21 September 2019

Contoh Esai Untuk Mengikuti Lomba Duta Bahasa

Selamat pagi, sore, siang, malam. Dimanapun Anda berada. Selamat yah, buat teman-teman yang mampir di blog sederhana saya. Anda telah menjadi salah satu anak muda Indonesia yang memiliki mimpi kedepannya, bagi teman-teman yang niat, atau rencana ikut lomba Duta Bahasa Indonesia pasti disyaratkan membuat esai kan? nah ini contoh Esai yang telah saya buat waktu ikut seleksi Duta Bahasa Sulawesi Selatan. Chek it Out!! 

  ( Sikap Generasi Muda dalam Pengutamaan Bahasa Indonesia, Pelestarian Bahasa Daerah, dan Penguasaan Bahasa Asing ) 

 “Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi yang digunakan oleh bangsa Indonesia sebagai bahasa nasional untuk dapat berkomunikasi dengan berbagai suku -suku lain di Indonesia. Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu bahasa dari banyak ragam bahasa Melayu (dasar bahasa Indonesia), namun mengalami perubahan sejak awal abad ke-20. Penamaan bahasa Indonesia diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda yaitu 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Berdasarkan data di Wikipedia, hanya 90% warga Indonesia memahami dan menuturkan bahasa Indonesia, sebab sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu atau bahasa sehari-hari mereka. Yah, tidak dapat dipungkiri bahwa di Indonesia terdapat banyak bahasa disetiap daerah dan sukunya, sehingga penuturan bahasa Indonesia menjadi nomor dua. Bahasa Indonesia paling banyak dituturkan hanya di kota - kota besar saja, akan tetapi untuk di daerah – daerah penggunaan bahasa Indonesia menjadi nomor sekian setelah penggunaan bahasa lokal. Misalnya saja di Provinsi Sulawesi Selatan yang notabene penduduknya ialah suku Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja. Penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar hanya digunakan di perguruan – perguruan tinggi saja, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sangat jarang digunakan dalam berbincang – bincang. Warga Indonesia lebih memilih menggunakan bahasa daerah untuk melakukan percakapan ketimbang menggunakan bahasa Indonesia. Tidak salah menggunakan bahasa daerah untuk melakukan percakapan, akan tetapi alangkah baiknya mengutamakan bahasa Indonesia. Maka dari itu, sebagai generasi muda saya mengajak kepada semua warga Indonesia khususnya generasi muda untuk mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia dengan tetap melestarikan bahasa daerah serta dapat menguasai bahasa asing. Generasi muda Indonesia merupakan generasi penerus bangsa, sehingga generasi inilah yang memiliki andil untuk mengutamakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dengan tetap mempelajari dan melestarikan bahasa daerah serta mampu menguasai bahasa asing minimal satu. Akan tetapi, berdasarkan kenyataan sekarang banyak generasi muda tidak mau mempelajari bahasa daerahnya karena dianggap tidak penting dan memilih hanya mempelajari bahasa asing saja, adapula yang beranggapan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah cukup sehingga tidak tertarik mempelajari bahasa asing, adapula yang hanya mampu menguasai bahasa daerah saja dan tidak mampu berbahasa Indonesia yang baik dan benar apalagi berbahasa asing. Hal ini merupakan suatu permasalahan yang ada di negara kita khususnya generasi muda yang notebene merupakan penerus bangsa. Ketiga jenis bahasa tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari oleh generasi muda di Indonesia, karena setiap bahasa memiliki perananannya masing-masing. Mengapa kita perlu mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing sebagai generasi muda ? Yah, karena kita adalah warga Indonesia yang semestinya mampu berbahasa Indonesia, mampu berbicara bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai EYD, karena kita negara yang kaya akan budaya maka penting untuk melestarikan bahasa daerah, dan karena kita harus berwawasan luas maka penting menguasai bahasa asing. Akan tetapi berdasarkan realita yang terjadi sekarang, para generasi muda dalam percakapan sehari-harinya kebanyakan atau hampir semua menggunakan bahasa gaul, tergantung letak wilayah mereka. Contohnya saja di Kota Makassar, bahasa Indonesia dicampur dengan dialeg Bugis atau Makassar sehingga mengurangi dan menambahkan baik itu imbuhan berupa awalan, akhiran, apitan dan sisipan. Sehingga merusak bahasa Indonesia yang tidak sesuai Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Lain lagi untuk daerah Jawa, bentuk imbuhannya berbeda lagi dengan yang di Sulawesi Selatan. Begitupula untuk daerah timur Indonesia, maupun bagian barat Indonesia. Pada umumnya hal itu terjadi karena adanya pengaruh bahasa daerah pada setiap masing – masing wilayah/daerah di Indonesia. Dalam hal ini, bukan berarti saya tidak menyetujui penggunaan bahasa daerah yang ada di Indonesia. Akan tetapi saya mengajak para generasi muda Indonesia untuk lebih paham esensi dari setiap jenis bahasa baik itu bahasa Indonesia atau bahasa daerah dan mengerti kapan penggunaan bahasa Indonesia dan kapan penggunaan bahasa daerah sehingga tidak mencampurkan kedua bahasa tersebut dalam percakapan sehari-hari. Karena bahasa Indonesia sudah diatur dan ditetapkan kosakatanya sesuai EYD, begitupun bahasa daerah khususnya bahasa Bugis juga telah diatur dalam aksara Lontara Bugis. Selain kedua bahasa tersebut, para generasi muda Indonesia juga sangat dituntut untuk menguasai bahasa asing minimal satu, hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan akan ruang lingkup global, memperdalam pemahaman dan pengertian akan dunia luar, membantu meningkatkan kapasitas diri, membantu memahami budaya luar dan berbagi budaya sendiri serta membantu menambah jaringan pertemanan. Bahasa Indonesia penting karena merupakan bahasa nasional kita, bahasa daerah penting karena merupakan kekayaan dan warisan budaya kita, bahasa asing penting karena untuk memperluas wawasan kita. Sehingga kita generasi muda Indonesia tidak hanya disebut sebagai generasi penerus bangsa dan generasi perubahan akan tetapi juga disebut sebagai generasi peduli bahasa. Maka dari itu, mari kita mengutamakan bahasa Indonesia dengan tetap melestarikan bahasa daerah dan menguasai bahasa asing”